Main Article Content

Abstract

Bandar Udara H. Hasan Aroeboesman merupakan salah satu bandar udara yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur, dimana provinsi tersebut memiliki intensitas gempa yang tinggi. Maka dari itu, perencanaan pembangunan gedung terminal baru harus diperhitungkan dengan baik. Karena, bangunan terminal bandar udara merupakan sarana publik sehingga memiliki kategori risiko yang tinggi.


Struktur gedung terminal baru ini menggunakan material beton sedangkan struktur atapnya menggunakan material baja. Terdapat 3 profil baja yang digunakan  yaitu, pipa baja diameter 203 mm untuk profil kolom, 152 mm untuk profil rangka luar, dan 63,5 mm untuk profil rangka dalam. Analisis struktur rangka atap ini menggunakan aplikasi program analisis struktur SAP2000 v.14 dengan memperhitungkan beban yang bekerja, antara lain beban hidup, beban mati, beban angin, dan beban gempa. Data gempa diambil dari data terbaru Puskim (Pusat Peneltian dan Pengembangan Pemukiman) dengan program bantu RSA binary pada titik koordinat pembangunan terminal, sehingga data yang dimasukkan lebih akurat.


Berdasarkan hasil analisis, terdapat 70 profil rangka luar yang nilai tegangannya melebihi dari kapasitas (overstress). Titik terbanyak yang mengalami overstress yaitu terdapat pada bentang terpanjang antar kolomnya dengan panjang 18m. Setelah profil pada rangka luar diubah menjadi pipa baja berdiameter 203 mm dengan ketebalan 8,18 mm, dimana profil ini juga digunakan untuk kolom, hasil dari kontrol pembebanannya tidak ada lagi profil yang nilai tegangannya melebihi dari kapasitas tegangannya atau dianggap aman.

Article Details