Main Article Content
Abstract
Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya adalah salah satu bandara dengan frekuensi penerbangan yang padat di Indonesia. Seiring dengan naiknya trafik jumlah penerbangan di bandar udara ini, penambahan kapasitas apron sangat diperlukan untuk menjamin ketersediaan parking stand dan kegiatan operasional pesawat udara yang akan mendarat. Apron Charlie (Apron C) adalah apron baru yang dipersiapkan untuk maksud di atas, dan dibangun di lokasi dekat terminal kargo. Penambahan apron tersebut yang letaknya lumayan jauh dari kantor unit AMC menjadi persoalan di karenakan kurang efektifnya proses pengawasan kegiatan, seperti : penempatan GSE yang tidak sesuai. Selain itu Apron C juga belum didukung fasilitas CCTV sehingga proses pengawasan unit AMC kurang/ tidak optimal. Metode penelitian deskriptif kuantitatif ini menggunakan Manual Of Standard CASR – 139 Volume I Aerodrome, SKEP/100/XI/1985 tentang Peraturan dan Tata Tertib Bandar Udara dan SKEP 140/VI/1999 tentang Persyaratan dan Prosedur Pengoperasian Kendaraan di Sisi Udara. Sedangkan untuk perhitungan analisa tersebut menggunakan teknik skala likert. Hasil penelitian menunjukkan skor koefisien korelasi 0,88 artinya ada korelasi yang tinggi antara variabel X (Pengawasan unit AMC melalui penyediaan fasilitas CCTV) dan variabel Y (Kegiatan operasional yang dilakukan di sisi udara Apron Charlie Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya). Jadi apabila Pengawasan unit AMC melalui penyediaan fasilitas CCTV meningkat atau ditambah, maka kegiatan operasional yang dilakukan di sisi udara Apron Charlie juga akan meningkat atau menjadi lebih tertib.
Keywords
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.