Main Article Content

Abstract

ABSTRACT


 


This study aimed at investigating critical literacy level of multilingual cadets and to know cadets’ responses to the activities designed from a critical perspective. There were 3 cadets of “English Bites”, an extracurricular activity of improving English ability outside the classroom in Politeknik Penerbangan Surabaya (Civil Aviation Polytechnic of Surabaya). This study was a case study conducted at the first semester of Civil Aviation Polytechnic of Surabaya in 2020/ 2021 academic year. To collect the data, this study used observation, interview, and documentation. The cadets’ written and verbal responses were analyzed on the basis of content analysis. In analyzing data, constant comparative method was used. The findings reveal that the multilingual cadets have higher level of critical literacy than the monolingual student. They are more critical, able to see the text from different point of view. The cadets also give response based on their influence in language ability and their background of culture. In conclusion, to help cadets cultivating a critical competence; critical literacy learning needs to get more attention to be implemented.


 


Keywords: Critical Literacy, Multilingual Cadets, Case Study


 


ABSTRAK


 


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat literasi kritis taruna yang memiliki multibahasa dan mengetahui respon taruna terhadap kegiatan yang dirancang dari sudut pandang kritis mereka. Ada 3 taruna English Bites, sebuah kegiatan ekstrakurikuler peningkatan kemampuan bahasa Inggris di luar kelas di Politeknik Penerbangan Surabaya. Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilaksanakan pada semester I Politeknik Penerbangan Sipil Surabaya tahun ajaran 2020/2021. Untuk mengumpulkan data, penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Tanggapan tertulis dan lisan para taruna dianalisis berdasarkan analisis isi. Dalam menganalisis data digunakan metode konstan komparatif. Hasil temuan menunjukkan bahwa taruna yang memiliki kemampuan 3 atau lebih bahasa memiliki tingkat literasi kritis yang lebih tinggi daripada taruna yang hanya memiliki 1 kemampuan bahasa. Mereka lebih kritis, mampu melihat teks dari sudut pandang yang berbeda. Taruna juga memberikan respon berdasarkan pengaruh mereka dalam kemampuan bahasa dan latar belakang budaya mereka. Kesimpulannya, untuk membantu taruna mengembangkan kompetensi kritis; pembelajaran yang memfasilitasi literasi kritis perlu mendapat perhatian lebih untuk diterapkan.


 


Kata Kunci: Literasi kritis, Taruna Multilingual, Studi Kasus

Keywords

Literasi kritis, Taruna Multilingual, Studi Kasus

Article Details

How to Cite
Kusumayati, L. D., Fatmawati, F., Maharani, M., Julaihah, S. ., & Putra, I. (2022). INVESTIGATING CRITICAL LITERACY LEVEL OF MULTILINGUAL CADETS IN POLITEKNIK PENERBANGAN SURABAYA (CIVIL AVIATION POLYTECHNIC OF SURABAYA). Jurnal Penelitian, 7(3), 180–190. https://doi.org/10.46491/jp.v7i3.922